Membacaisti'adzah dan basmalah berarti berlindung kepada Allah dari godaan setan dari golongan jin dan manusia yang memungkinkan dapat merusak pahala membaca Al-Quran. Menyebut nama-nama dan sifat-sifat-Nya yang sesuai tidak hanya mengundang pengabulan doa, bahkan mampu melahirkan optimisme dalam jiwa orang yang menyebutnya, jika loading...Dai yang juga Founder Daarut Tauhiid Bandung KH Abdullah Gymnastiar Aa Gym. Foto/Ist "Hasbunallah wa ni'mal wakil cukuplah Allah sebagai penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik tempat bersandar." QS Ali Imran [3] Ayat 173. Inilah doa yang diucapkan oleh Nabi Ibrahim 'alaihissalam sesaat sebelum beliau dihempaskan ke dalam api. Seketika itu pula, atas izin Allah Ta'ala, kobaran api itu menjadi dingin bagi Ibrahim . Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman "Kami berfirman, Hai api menjadi dingin lah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim". QS Al-Anbiya, [21] Ayat 69. Baca Juga Dai yang juga Founder Daarut Tauhiid KH Abdullah Gymnastiar Aa Gym mengatakan dalam bukunya "Asmaul Husna" bahwa kisah ini memberikan pelajaran kepada kita untuk senantiasa meyakini sepenuh hati bahwa hanya Allah-lah tempat kita berlindung dan memohon pertolongan. Sebab, Dialah sebaik-baik tempat berlindung. Kisah ini juga mengajarkan bahwa hendaklah kita berpegang teguh hanya kepada-Nya secara total. "Kita berbuat kebaikan dengan niat lurus sebagai ibadah kepada-Nya. Kita pun meyakini bahwa hanya kepada-Nya kita memasrahkan hasil dari segala ikhtiar yang kita lakukan," kata Aa Gym . Saudaraku, seberat apapun peristiwa yang menimpa kita, apabila kita meyakini bahwa Allah adalah Al-Waliy; niscaya kita akan bisa menghadapinya dengan baik. Seandainya seluruh jin dan manusia bersekutu untuk mencelakai kita, apabila Allah tidak menghendaki dan memberi pelindungan, niscaya tidak akan terjadi apa-apa terhadap diri kita. Ingatlah selalu akan janji-Nya"Siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan, memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan, siapa bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluan nya." QS Ath-Thalaq [65] Ayat 2-3 Maka, janganlah pesimis saat ditimpa peristiwa yang menyulitkan atau menyakitkan. Sesungguhnya, rasa bingung, takut, menderita itu adalah karena ketidaktahuan kita tentang cara Allah memberikan jalan keluar bagi kita. Baca Juga Ketika kita ditimpa suatu kepelikan masalah keuangan, sesungguhnya Dia akan mendatang kan rezeki-Nya kepada kita dari jalan dan cara yang tidak kita sangka sebelumnya. Hal ini tentu saja akan terjadi apabila kita menjadi hamba yang bertakwa kepada-Nya, bersungguh-sungguh dalam berusaha dan memasrahkan hasil segala usaha kita hanya kepada-Nya. Hidup akan selalu dipenuhi suka dan duka, sedih dan gembira, begitu seterusnya silih berganti. Apa yang menjadi masalah bukanlah pergantian siklus tersebut, melainkan cara kita menghadapi atau menyikapinya. Jika kita bisa menyikapinya dengan baik, kehidupan ini akan menjadi kesempatan bagi kita untuk terus memperbaiki diri, menambah wawasan, menambah ilmu , menguatkan keimanan , dan menyongsong kehidupan abadi di akhirat yang dipenuhi kebahagiaan. "Dengan kata lain, segala persoalan hidup yang kita temui adalah kesempatan emas yang diberikan Allah Ta'ala untuk mengangkat kemuliaan, meninggikan derajat, dan membahagiakan kita," papar Aa Gym. Baca Juga Sumber Buku Asmaul Husna karya Aa Gym Jilid 2 rhsJokowijuga menyampaikan hanya kepada Allah SWT seluruh umat belindung dari segala bencana dan marabahaya. Baca Juga: Seret Nama Jokowi, Kubu Moeldoko Polisikan Andi Mallarangeng Sore Ini "Hanya kepada-Nya kita berlindung dari segala bencana, penyakit, dan marabahaya," pungkasnya. Unggahan Jokowi di akun Instagram resminya itu, disukai TA’UDZ, ta’awudz, atau isti’adzah adalah ucapan a’udzu billahi minasy syaithonir rojim. Artinya, aku berlindung kepada Allah dari godaan, kejahatan, bisikan setan yang beberapa ayat atau nash Alquran yang memerintahkan kita untuk membaca isti’adzah, di antaranya “Jika kamu membaca Alquran, maka hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari gangguan setan yang terkutuk” QS. An-Nahl 98. “Jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah, karea sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” QS. Al-A’rof200.“Dan jika setan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” QS. Fushilat36.“Dan katakanlah, wahai Tuhanku, aku berindung kepada-Mu dari bisikan setan dan aku berlindung pula kepada-Mu, wahai Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku” QS. Al-Mu’minun97-98Perintah berlindung kepada Allah juga terdapat dalam QS. Al-Falaq dan QS. tersebut mengisyaratkan kepada kita, bahwa kita diperintahkan membaca isti’adzah dalam kondisi, antara lainKetika hendak membaca setiap keadaan, khususnya saat merasa khawatir terhadap sesuatu yang ditakuti atau bisikan-bisikan yang mendorong pada merasa takut dari kejahatan apa pun yang dibuat oleh atau bacaan isti’adzah –seperti a’udzubillahi minasy syaithonir rojim—tidak ada dalam Alquran. Tidak ada ayat khusus dalam Alquran yang mengandung kalimat atau ucapan isti’adzah, seperti halnya kata Amin yang biasa kita ucapkan setelah selesai membaca Surat Al-Fatihah –khususnya dalam sholat. Kata Amin tidak ada di akhir surat ulama sepakat, susunan kalimat isti’adzah bukan nash Alquran, tapi hanyalah pelaksanaan dari perintah Alquran tentang keharusan kita berlindung kepada Allah isti’adzah. Oleh karena itu, Nabi Saw dan para sahabat sering mengucapkan isti’adzah dengan kalimat berbeda-beda namun maksudnya tetap sama. Para ulama sendiri memilih kalimat yang berbeda-beda dalam melaksanakan isti’adzah ini, misalnyaImam Syafi’i pendiri mazhab Syafi’iyah memilih untuk menggunakan kalimat a’udzubillahi minasy syaithonir rojim Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk.Imam Ahmad bin Hambal pendiri mazhab Hambaliyah lebih suka menggunakan kalimat a’udzu billahis-sami’il alim minasy syaithonirrojim Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar dan Mengetahui dari setan yang terkutuk.Imam Ats-Tsaury pendiri mazhab Tsauriyah – a’udzubillahi minasy syaithonir rojim innahu huwas sami’ul alim Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk sesunggunya Dia [Allah] Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.Selain ketiga macam bacaan isti’adzah tadi, masih ada yang lain. Ada juga ulama yang memilih kalimatAsta’idzu billahi minasy syaithonir rojim Aku berlindung kepada Allah dari gangguan setan yang terkutuk.A’udzu billahi minasy syaithonir rojim min hamzihi Aku berlindung kepada Allah dari gangguan setan yang terkutuk dari bisikannya.Allahumma inni a’udzubika Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu.Rabbi a’udzubika min hamazatisy syayathin wa a’udzubika robbi an yahdhurun Wahai Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari goresan setan dan aku berlindung kepada-Mu dari kehadiran mereka.Bahkan pada permulaan Islam, umat Islam mengucapkan isti’adzah secara ringkas, yaitu mengucapkan ma’adzallah, artinya “Aku berlindung kepada Allah”.Muncul pertanyaan, mengapa kita harus membaca isti’adzah? Sebabnya, setan merupakan musuh manusia yang paling besar. Karena itu pulalah kita diperintahkan berlindung pada Allah dari godaan dan kejahatan mereka. Setan itu suka menipu manusia dan mendorong niat jahat dalam hati atau lafadz isti’adzah yang paling populer atau banyak digunakan, khususnya oleh umat Islam Indonesia, yakni a’udzubillahi minasy syaithonir rojimA’udzu = aku berlindung. Dari segi Arab ilmu tashrif, a’udzu aku berlindung berasal dari kata a’wudzu, sama seperti af’ulu, aqtulu, atau anshuru. Namun karena ada huruf wawu didhomahkan, sehingga sulit diucapkan, maka disederhanakan menjadi a’udzu, artinya aku berlindung atau aku meminta = kepada Allah. Kata Allah adalah nama khusus bagi Dzat Yang Mahapencipta semesta alam. Sebagian ulama, misalnya Imam … berpendapat, Allah berasal dari kata Ilah, artinya Tuhan. Kata Ilah memakai alif-lam di depannya menjadi yang menyebutkan, kata Ilah sendiri berasal dari kata alaha-yalahu-ilahun, artinya sesuatu yang disembah. Jadi, apa saja yang disembah oleh manusia disebut Ilah Tuhan. Namun sebagai ulama berpendapat, Allah bukan berasal dari Ilah, tapi khusus nama bagi Dia saja. Maka, kita pun tidak boleh menggunakan nama Allah, kecuali menggunakan kata depan, misalnya Abdu, sehingga menjadi Abdullah hamba Allah. Bahkan, sifat-sifat Allah juga tidak boleh digunakan menjadi nama, misalnya Rohman, tapi harus ditambah di depannya, misalnya Abdurrohman hamba Dzat Yang Maha Penyayang.Min As-Syaithon = dari setan. Dari segi asal kata, setan berasl dari kata syathona, yasythunu, syaithonan = ba’uda = jauh. Sebab setan adalah makhluk yang dijauhkan Allah dari segala yang beranggapan, setan berasal dari kata syathin-tasythin, artinya “makhluk yang dijauhkan dari berbagai kejahatan”. Ada juga pendapat, asal kata setan adalah syatho-yasyithu-syaithon. Kesimpulannya, setan adalah “nama bagi segala yang melampuai batas dan selalu mengajak kepada maksiat atau kejahatan, baik dari golongan jin makhluk halus maupun golongan = yang terkutuk, yang dilaknat, atau yang dimurkai. Dari segi bahasa ilmu tashrif, rojim ini sebenarnya isim fail subjek, yakni “yang melaknat”. Namun menurut para ulama, rojim ini isim fa’il namun bermakna isim maf’ul objek, sehingga artinya “yang dilaknat”. Dari asal-usul kata, secara bahasa rojim artinya “segala sesuatu yang dijauhkan dari kebajikan”, juga berarti “yang dilempari”.Itulah sebabnya pula, hukuman dilempari batu bagi yang berzina disebut hukum rajam, artinya hukuman dengan dilempari batu. Wallahu a’lam. Sumber KH. Aminuddin Saleh/Alhikmah.*AdzDzariyât: [51: 50] yang artinya: "Maka segeralah lari (kembali) kepada Allah. Sungguh aku seorang pemberi peringatan yang jelas dari Allah untukmu.". Dalam ayat tersebut kita diperintahkan untuk lari (kembali) kepada Allah dengan cara berlindung kepada-Nya. Hal itu bisa diwujudkan dengan banyak berdoa dan mengadu dalam munajat bersama
Ada sebuah doa yang diajarkan Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam. Di dalamnya terkandung permohonan agar Allah melindungi kita dari empat keburukan. Doanya berbunyi sebagai berikut “Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari nafsu yang tidak pernah kenyang, dan dari doa yang tidak dikabulkan.”HR Muslim 4899 Setiap muslim tentunya tidak ingin terlibat dengan keempat macam keburukan yang disebutkan di dalam doa ini. Pertama, ilmu yang tidak bermanfaat. Ilmu yang tidak bermanfaat adalah semua jenis ilmu yang tidak mengantarkan seseorang kepada penambahan iman. Ilmu yang tidak bermanfaat justru merongrong iman seseorang sehingga semakin lama imannya semakin menipis. Sedangkan ilmu bermanfaat ialah ilmu yang membuat seseorang menjadi semakin dekat dengan Allah. Ilmu bermanfaat akan mengantarkan seseorang untuk menjadi ingat akan kehidupan sejati kelak di akhirat. Contohnya ialah para ulul al-bab orang-orang yang berakal yang disebutkan di dalam Al-Qur’an sebagai berikut “…Sungguh terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.” QS Ali Imran ayat 190-192 Ulul al-bab merupakan orang-orang yang menggunakan akal mereka sehingga setelah melakukan pengamatan terhadap alam sambil mengingat Allah, lalu mereka segera teringat akan kehidupan di akhirat. Sehingga mereka segera berdoa “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” Inilah gambaran mereka yang cermat dalam memilih ilmu untuk diamalkan. Mereka sibuk dengan ilmu yang bermanfaat. Mereka sangat peduli untuk memastikan bahwa ilmu apapun yang dikejar haruslah mengantarkan mereka menjadi lebih dekat dan tunduk kepada Allah. Ilmu yang bermanfaat ialah ilmu yang segera membangkitkan ingatan akan kehidupan akhirat yang hakiki dan abadi. Mereka sangat waspada dan curiga terhadap berbagai ilmu yang potensial mengancam stabilitas iman. Mereka sangat khawatir terhadap berbagai ilmu yang menimbulkan keraguan akan kebenaran ajaran Allah, Din Al-Islam. Mereka waspada menghadapi ilmu yang membuat mereka lebih cinta kepada dunia dan melalaikan mereka akan akhirat. Kedua, hati yang tidak khusyu’. Keburukan berikutnya adalah memiliki hati yang tidak khusyu’. Artinya hati yang tidak tunduk kepada Allah. Hati yang liar dan tidak bersandar kepada Allah dalam menggapai ketenteraman. Padahal ciri orang beriman ialah bila mengingat Allah hati mereka menjadi tenteram. ”yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” QS Ar-Ra’du ayat 28 Sedemikian pentingnya memiliki hati yang khusyu’ tunduk sehingga Allah sendiri memperingatkan kita agar waspada terhadap kekeringan atau kegersangan hati. Hal ini muncul bila orang beriman terlalu lama mengabaikan ayat-ayat Allah. Mereka sengaja membuat jarak dengan ayat-ayat Allah sehingga dengan berjalannya waktu hati menjadi tidak khusyu’ alias menjadi keras. Satu-satunya solusi ialah kembali menghidupkan ingatan dan perhatian terhadap ayat-ayat Allah. Hidupkan makna ayat-ayat tersebut di dalam kehidupan nyata. “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tundukkhusyu’ hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun kepada mereka, dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” QS Al-Hadid ayat 16 Ketiga, nafsu yang tidak pernah kenyang. Ini merupakan keburukan berikutnya. Apalagi kita sedang menjalani zaman paling kelam dalam sejarah Islam. Di zaman ini begitu banyak fitnah yang tersebar, sehingga tawaran untuk menuruti hawa-nafsu bermunculan di sekeliling kita. Hampir dalam semua situasi ada peluang untuk menuruti hawa-nafsu. Maka di zaman seperti ini sangat diperlukan pengendalian diri. Sangat diperlukan kemampuan untuk memuaskan nafsu dengan cara yang sesuai syariat dan proporsional. Islam tidak datang untuk membunuh nafsu. Islam datang untuk mengendalikan hawa-nafsu. Sehingga kebutuhan pemuasan nafsu bukan dimatikan melainkan diarahkan agar sesuai dengan aturan syariat Allah. Dan bila hal ini dilakukan maka bukan saja seseorang terbebas dari dosa bahkan ia dapat memperoleh pahala dari Allah atas pemenuhan hawa-nafsu yang sesuai syariat Allah. “Sesungguhnya di antara sahabat Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam ada yang berkata”Ya Rasulullah, orang-orang kaya lebih banyak mendapat pahala, mereka mengerjakan sholat sebagaimana kami mengerjakan sholat, dan mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa. Dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka.” Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda “Bukankah Allah telah menjadikan bagimu sesuatu untuk bersedekah? Sesungguhnya tiap-tiap tasbih adalah sedekah, tiap-tiap tahmid adalah sedekah, tiap-tiap tahlil adalah sedekah, menyuruh seseorang kepada kebaikan adalah sedekah, melarangnya dari kemungkaran adalah sedekah dan bersetubuhnya seorang kamu dengan istrinya adalah sedekah.” Mereka bertanya ”Ya Rasulullah, apakah jika salah seorang di antara kami menyalurkan syahwatnya, apakah ia mendapat pahala?” Rasulullah menjawab ”Tidakkah kamu tahu, apabila seseorang menyalurkan syahwatnya pada yang haram, dia berdosa? Demikian pula apabila disalurkannya kepada yang halal, dia mendapat pahala.” HR Muslim 1674 Keempat, doa yang tidak dikabulkan. Ini jelas merupakan suatu keburukan. Bayangkan, seorang muslim berdoa kepada Allah namun tidak dikabulkan. Jelas ini merupakan suatu musibah. Padahal Allah sendiri menjamin bahwa jika seseorang memohon sesuatu kepada Allah, pasti Allah akan kabulkan. Tentu ada syaratnya pertama, memohon hanya kepada Allah, tidak kepada selainNya; kedua, penuhi segenap perintah Allah dan ketiga, beriman dengan sebenarnya kepada Allah SWT. “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah, bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” QS Al-Baqarah ayat 186
Akumendengar Nabi saw sering berdoa : "wahai Allah Sungguh Aku Berlindung pada Mu dari Gundah dan Sedih, juga dari Lemah dan Malas, dan dari Kikir dan penakut, dan dari himpitan hutang dan penindasan orang lain" (Shahih Bukhari) Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Apa kata Ulama tentang minta pertolongan kepada Allah Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Fatihah ayat 5إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ "Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan." Kita sebagai hamba Allah yang sangat lemah dihadapannya. Kita bisa hidup seperti ini juga karena kehendak Allah. Karena Allahlah apasaja apapun yang terjadi didunia yang tadinya tidak ada menjadi ada itu karena kekuasaan Allah azza wa jalla. Bumi dan langit beserta isinya yang tadinya tidak ada menjadi ada,bumi yang kokoh berdiri dan langit yang tetap bertengger tampa tiang terbentang luas tidak akan jatuh walaupun bumi bergetar hebat sehebat -hebatnya,kecuali Allah azza wa jalla menghendakinya. Apapun yang ada dan apapun yang terjadi didunia ini sudah pasti atas ijinnya. Tidak mungkin dan mustahil apapun yang terjadi didunia ini semunya bergerak Allah lah yang Maha Agung dan yang Maha kuasa yang mengendalikan semua ini. Kita sebagai makhluk yang diciptakannya sudah seharusnya banyak - banyak bersyukur atas semua nikmat yang kita rasakan ini. Menyembah kepada Allah azza wa jalla adalah wajib hukumnya karena kita diciptakan olehnya dan bukan oleh yang lain. Sedurhaka -durhakanya manusia adalah tidak menyembah kepadanya dan tidak menyelisihi semua perintahnya apalagi sampai menTuhankan yang selain Allah. Sesungguhnya Allah azza wa jalla adalah maha pencemburu apabila hambanya selalu berpaling hatinya dari semua perintahnya. Kita tidak selayaknya untuk sombong kepadanya karena jika Allah azza wa jalla menghendaki untuk menghancurkan dunia ini maka apa daya berhak untuk sombong itu hanya Allah saja. Tidak memohon dan tidak meminta pertolongan kepada Allah juga itu merupakan suatu kesombongan yang amat besar. Bisa saja karena segala bencana,segala wabah penyakit dan segala semakin banyaknya penderitaan yang dialami makhlukya di alam dunia karena akibat terlalu banyaknya kesyirikan,kesombongan,banyaknya kemaksiatan dan kedurhakaan kepadanya. Walaupun ada sebagian manusia yang menyembah kepadanya dalam melaksakan perintahnya akan tetapi hatinya tidak ikhlas dalam melaksanakannya, Hatinya penuh dengan kemunafikan,kesyirikan,kesombongan,ujub dan ingin dipuji. Dan Allah subhanahu wa ta'ala tidak menghendaki semua itu. Yang Allah inginkan adalah dalam menyembah kepadanya. Para hambanya itu tidak bercabang-cabang kemana - mana hatinya. Hanya Allah saja titik. tidak ada pertentangan dan tidak ada Allah dengan hati yang Ikhlas dan Rido. Allah tidak akan menurunkan siksaan wabah penyakit kepada suatu negeri apabila penduduknya banyak yang beriman kepada Allah dan Rasulnya. Turunnya siksaan wabah penyakit diseluruh penjuru negeri itu adalah merupakan suatu teguran kepada orang - orang yang tidak beriman kepadanya. Bahwa Allah itu maha kuasa atas segala untuk orang - orang yang beriman kepada Allah dan bentuk penderitaan,kesedihan dan kesusahan itu adalah salah satu bagian dari ujian dari Allah dan akan mendatangkan pahala jika kita ikhlas dan sabar dalam hanya bisa memohon dan meminta pertolongan dari Allah azza wa jalla. Karena kita yakin bahwa itu adalah bagian dari Takdirnya. Diterangkan dalam sebuah riwayat,dari Aisyah radhiyallahu anha, ia bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam,tentang wabah penyakit yang tersebar diseluruh negeri,kemudian beliau memberitahu,bahwa wabah itu merupakan siksaan yang ditimpakan oleh Allah Ta'ala kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya,akan tetapi Allah Ta'ala menjadikannya sebagai rahmat bagi orang - orang yang beriman,maka seorang yang tetap tinggal pada suatu daerah yang kejangkitan wabah dan ia sabar serta hanya memohon kepada Allah kemudian sadar bahwa ia tidak akan tertimpa wabah kecuali Allah akan ia akan mendapat Pahala seperti Pahalanya orang yang mati syahid."Hadis Riwayat Imam Bukhari Kitab Riyadhus Shalihin halaman 61. Kita sebagai orang yang beriman tidak perlu waswas,tidak perlu panik,tidak perlu takut,tidak perlu bimbang,tidak perlu cemas,tidak perlu memborong makanan berlimpah -limpah,tidak perlu menimbun barang makanan diluar kewajaran,tidak perlu kesana kemari minta pertolongan hanya kepada Allah saja dengan penuh kesungguhan dan keyakinan. Ketauhilah bahwa wabah ini turun karena ada maksud Allah didalamnya. Allah yang menurunkannya pasti Allah juga yang menghentikanya. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-An’am Ayat 17 وَإِن يَمْسَسْكَ ٱللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُۥٓ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِن يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ "Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu." Maka hikmah dari semua ini adalah bahwa kita sebagai hamba Allah dan ciptaanya,sembahlah Allah dan taati semua perintahnya dan jauhi segala untuk banyak - banyak bertobat dan mulai membersihkan diri. Karena Allah sangat senang kepada hambanya yang pandai membersihkan diri. Jasmani bersih dan Ruhani ada manusia yang paling beruntung didunia ini selain dari pada yang ketika Allah mencabut ruh dari jasadnya sedangkan ia sedang berzikir hatinya kepada Allah yang maha Esa. Semoga Allah azza wa jalla selalu melindungi kita dari segala wabah, menyembuhkan kepada orang - orang yang sudah tertimpa wabah dan meningkatkan keimanan kita اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ “Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu"
Syeitanjuga sombong, Firman Allah QS 38 (Shaad) ayat :74, artinya " Kecuali iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir". Firman Allah lainnya dalam QS 38:76, syeitan itu merasa dirinya lebih baik (QS 38 (shaad:76). Syeitan itu mengajak berselisih, mengajak pelit, kikir dan banyak lagi. "Sesungguhnya kita ini harus berserah diri kepada Allah untuk
Diantaranya berlindung kepada kejahatan seluruh makluknya yang bersifat jahat. Kedua berlindung kepada kejahatan dari gelapnya malam atau ketika bulan sedang tidak terlihat. "Qul" Katakanlah Yang intinya adalah sebuah perintah, memerintahkan kepada semua manusia untuk memohon perlindungan hanya kepada Allah. Rabb an-Nas adalah kepada Tawakalkepada Allah SWT semata adalah menyerahkan diri dan segala urusan hanya kepada Allah SWT. Perintah tawakal dapat ditemui di beberapa ayat dalam Al-Quran. Satu di antaranya terdapat di dalam QS. At-Taubah:51. Menurut ayat tersebut, dapat disimpulkan bahwa iman akan menjadi sempurna apabila tawakal hanya dilakukan kepada Allah SWT. 2 Allahberfirman: Dan sesungguhnya kepada Tuhanmulah kesudahannya (segala sesuatu). (an-Najm/53: 42) sumber: kemenag.go.id. Keterangan mengenai QS. Al-Qiyamah. Surat Al Qiyaamah terdiri atas 40 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al Qaari'ah. Dinamai Al Qiyaamah (hari kiamat) diambil dari perkataan Al Qiyaamah
Berlindungkepada makhluk secara fisik diperbolehkan dengan 3 syarat: Hati tetap pasrah sepenuhnya kepada Allah bahwa hanya Dia satu-satunya yang bisa menolak kemudharatan. Makhluk yang menjadi tempat perlindungan diyakini hanyalah sebagai sebab. Makhluk itu memang hadir langsung dan diberi kemampuan oleh Allah untuk memberikan bantuan kepadanya.